Minggu, 05 Oktober 2014

Cara membuat Komik


Hmm,kalo dipikir-pikir seorang komikus ato mangakus kerjanya enak ya. modal gambar dapet duit,Modal alat-alat gambar juga dapet duit! Mulia tenan iku uripe! 
duh tapi kok buat  pemula nafsunya pingin banget buat komik! Nah buat anda yang ingin membuat komik dan ga perlu pusing 7 keliling,saya sudah googling dan saya ringkas satu persatu untuk anda.


  1. Pensil Mekanik
    Pensil mekanik biasanya digunakan oleh para arsitek dalam membuat denah, namun karena fungsinya yang tajam dan akurat, banyak yang memakai pensil ini untuk menggambar juga.

  2. Penghapus
    Pilihlah penghapus yang bagus untuk menghapus dengan sedikit tenaga. Menghapus dengan penghapus yang kotor akan membuat naskah jadi kotor. Jadi, selalu bersihkan penghapus ya!

  3. Meja Trace (Trace Box)
    Meja yang di dalamnya diberi lampu, bisa untuk tracing gambar sketsa. Dengan teknik ini, naskah komik tidak akan kotor oleh bekas pensil karena naskah di gambar kembali di atas kertas baru.

  4. Drawing Pen
    Alat ini digunakan untuk meninta naskah yang sudah di sket sebelumnya di atas meja trace. Kami biasa menggunakan ukuran 0.1 , 0.3 , 0.5. (Penggunaanya akan di jelaskan di tutorial yang berikutnya).

  5. Spidol
    Sama seperti drawing pen, namun fungsinya hanya untuk menutup warna hitam pada naskah. Bisa juga untuk membuat garis arsir tebal pada naskah komik.

  6. Penjepit
    Sesuai dengan namanya, alat ini untuk menjepit kertas agar tidak bergeser saat proses tracing gambar.

  7. Penggaris Panjang
    Biasa ntuk menggaris panel dan menggaris titik lenyap ketika membuat background persepektif. (akan di bahas di tutorial berikutnya).

  8. Penggaris Pendek
    Fungsinya hanya untuk menggaris garis background yang pendek, akan terasa lebih nyaman dan cepat dari pada menggunakan penggaris panjang.

9. Tinta cina

tinta cina digunakan untuk memberi kesan atau efek pada suatu komik,atau membuat gambar yang cukup besar!


a. Ukuran Kertas Sesuai dengan tingkat detail gambar

F4, A4, A4s, A3, A5, B5 dan lain-lain adalah kawanan ukuran kertas yang sering penulis lihat maupun dengar (kecuali dan lain-lain). Lalu penulis diharuskan memilih salah satu dari kertas itu. 


YUP! Saat menulis cerita adalah bagian yang tidak memerlukan detail gambar. Jadi pikir penulis, mending ngambil buku tulis adik yang ukurannya A5. Lumayan… Ada garis bantunya yang bisa membantu penulis untuk menulis pada jalur yang disediakan.

Terus… Bagian membuat Story Board/name adalah bagian yang membutuhkan detail yang asal-asalan. Maksud detail asal-asalan itu… yang penting si Editor mengerti gambar sketchy penulis. So.. kertas yang dipilih adalah kertas buram yang ukurannya kira-kira se-A4-an, terus di lipat dua sebagai halaman genap dan halaman ganjil. 
Story board/name


Saat membuat naskah komik. Minimal naskah dikerjakan di kertas yang ukurannya dua kali lipat dibanding ukuran komik yang asli. Melihat komik-komik yang terbit di indonesia kebanyakan ukurannya kurang dari A5 atau lebih sedikit, kertas yang wajar di pakai saat membuat naskah komik adalah kertas A4 warna putih. Namun tidak ada salahnya jika memilih kertas A3 untuk memudahkan menambah detail gambar.

b. Ketebalan atau berat kertas sesuai dengan alat gambar (kuas, pen, pensil, arang, konte dan apapun yang bisa dipakai)



A3 80 gsm, A4 80 gsm, A4 100 gsm, A4 70 gsm, sering lihat di packaging kertaskan? gsm itu satuan ukuran berat kertas, singkatan dari gram square meter atau gram meter persegi. Jadi, sehelai kertas yang di packagingnya tertulis A3 80 gsm beratnya tidak 80 gram, melainkan kertas tersebut, jika ukurannya 1m x 1m beratnya adalah 80 gram.

Takaran gramatur kertas berpengaruh pada ketebalannya. Ketebalan berpengeruh pada ketahanan kertas saat terjadi gesekan dengan mata pensil dan pen. Ketebalan juga berpengaruh pada peresapan tinta. Jadi smakin besar gsm kertas, semakin baik dan aman untuk bikin komik.

2. Format Komik dan Perbesarannya
a. Ukuran Buku
Ukuran buku.. ya ukuran buku. Mmm.. Lihat komik yang sudah beredar ditoko.. Kalo di ukur panjang dan lebarnya, itulah ukuran buku maksud penulis. 




b. Bleed Edge
Merupakan bagian tepi Kertas yang terpotong. Jadi kalo kalian nyari bleed di buku komik yang sudah beredar di toko terdekat, gak bakal dapat. Soalnya sudah dipotong, ya kan? ^^;. Tapi, walaupun terpotong gambar komik kalian harus tetap memenuhi bidang bleed edge ini. Gunanya agar kesalahan pemotongan yang kira-kira sebesar ukuran bleed edge itu sendiri, tidak meninggalkan kertas yang tak ada gambarnya alias kosongan saat sudah menjadi buku komik yang beredar di toko-toko terdekat di kota anda. 

Area abu-abu adalah ukuran buku, sedang area putih adalah bleed edge



c. Paskris
Merupakan tanda/patokan batas potong sebagai acuan si pemotong memotong bleed edge tadi.

Tanda garis merah adalah paskris. Area abu-abu adalah area yang akan terpotong.


d. Throat
Throat adalah bagian dari bidang kertas komik yang tidak terlihat oleh pembaca karena berada di dalam area lipatan kertas (hanya untuk penjilidan buku yang menggunakan lem) . Karenanya Throat tidak perlu di isi dengan gambar. Tapi kalo kurang mantap melihat kosongan di sisi dalam lipatan, tidak ada salahnya untuk di isi dengan gambar. Kira-kira throat ini 0.5 cm sampai 1 cm.

Area biru adalah throat


e. Penjilidan
Bandingkan Komik Jepang dengan Komik Indonesia. Arah membacanya berlawanan satu sama lain. Karena di indonesia mengikuti penjilidan “Western Binding” dimana halaman sebelah kiri kita, merupakan halaman ‘genap’ dengan lipatan dalam (throat) sebelah kanan sedangkan halaman sebelah kanan merupakan halaman ‘ganjil’ dengan lipatan dalam sebelah kiri. Sebaliknya Jepang mengikuti penjilidan “Eastern Binding” yang penjelasan berikutnya silakan balik saja penjelasan dari Western Binding :P .

f. Perbesaran
Seperti yang disebutkan di poin “1.a”, sebaiknya menggarap komik di kertas yang dua kali lipat dibanding ukuran komik asli. Nah, untuk memperbesar skala komik asli ke bidanng kertas gambar yang ideal buat anda, caranya adalah dengan menarik diagonal dalam dari ukuran komik asli. Lihat gambar berikut!


bidang gambar Jangan sampai pada batas maksimal perbesaran. Karena kita masih harus menyisahkan bidang gambar untuk bleed edge. Setelah dapat, jangan lupa dipindahkan ke tengah biar enak dilihat.




Jika kita membuat komik di format yang telah dijelaskan akan menjadi seperti gambar berikut.



Gambar komik dilebihkan dari perbesaran ukuran asli untuk mengisi bidang bleed edge(area abu-abu).

g. Perhatian-perhatian
Usahakan untuk tidak meletakkan gambar-gambar penting, balon teks beserta teks dan lain-lain yang harus dilihat pembaca dengan baik di area throat dan bleed edge. Jauhkanlah letak gambar-gambar penting itu dari mereka. 

3. Mari membuat Formatnya!
Kemarin kita sudah mengenal anatomi format kertas komik, kali ini saya akan memperlihatkan step by step pembuatan Format bidang gambar dari perbesaran ukuran buku (asal-asalan aja ya) 13.5 cm x 20.5 cm dengan throat 1cm dan bleed edge 3mm. Kertas perbesaran yang dipakai adalah A3. Ini benar-benar A la Lesehan Studio(Klik gambar untuk ukuran gambar lebih besar)
1. Bayangkan dengan seksama :)



From komik tut
2. Buat bidang ukuran buku (13.5 cm x 20.5 cm) di salah satu sudut kertas


3. Tarik garis diagonal ukuran buku sampai pada tepi kertas A3

4. Dari titik tarikan terakhir di tepi kertas A3, tarik garis yang memisahkan sisa kertas dengan perbesaran ukuran buku.

5. Untuk memindahkan perbesaran ukuran buku ke tengah, sisa kertas dibagi dua, setengahnya dipindahkan ke sisi yang bersebrangan.

6. Tarik dua garis diagonal dari perbesaran ukuran buku, kemudian perkecil perbesaran tadi dengan patokan garis diagonal untuk menyisahkan area bleed edge.

7. Sekarang kita kan membuat bleed edge. Buat bidang di sisi luar area gambar sebesar 20.5cm x 3mm (20.5 cm karena sisi yang dipakai adalah sisi perbesaran dari 20.5 cm itu sendiri, sedang 3mm adalah ukuran bleed edge). Tarik diagonal sampai memotong batas sisi area gambar yang bersebrangan.

8. Ukur dari titik perpotongan ke titik sudut area gambar. Lalu, buat zona gambar termasuk bleed edge dengan berpatokan ukuran tersebut.

9. Berikutnya kita akan membuat batas Throat. Buat bidang di sisi dalam area gambar sebesar 20.5cm x 1 cm (dari ukuran throat 1 cm). Seperti biasa tarik garis diagonal sampai memotong sisi yang bersebrangan. Tarik garis tegak lurus dari titik sudut ke titik perpotongan. Kemudian, buat garis di sisi seberang dengan patokan ukuran yang sama.

10. Tadaaa!! Jadi

11. Lebih seru lagi kalau kita tambah (ukuran) centi dan patokan-patokan lain seperti tengah kertas dan lain-lain sesuka kita :D.
Format tersebut akan jadi prototype atau kami (anak LS) biasa bilang mbah gurunya kertas alias Master. Dengan satu master ini bisa dibuat banyak halaman lain entah itu halaman ganjil atau genap.

Membuat Format Bidang gambar ini sama seperti menyelesaikan soal matematika dengan kalkulator. Sekarang sudah ada komputer. Dengan mudahnya kita tinggal membuat format ukuran asli lalu diperbesar seenaknya ke segala ukuran dengan skala yang tepat. Namun, alangkah baiknya kita tidak melihat sesuatu dari hasil melainkan memperhatikan dan memahami proses, dan inilah prosesnya yang begitu ribet :D.

4. Halaman Spread
Dalam membuat komik, ada kalanya kita ingin menggambarkan suatu adegan dalam satu panel di dua halaman sekaligus. Jenis halaman ini biasa disebut "spread page". Untuk membuat halaman Spread ada beberapa Point yang perlu diperhatikan yakni halaman spread hanya bisa dibuat dari halaman genap ke ganjil, misalkan halaman 2 dan 3 atau 24 dan 25. Jika dibuat terbalik, misalkan 25 dan 26, dapat dipastikan halaman tersebut akan terpotong sehingga setengah dari gambar justru akan dicetak di halaman belakangnya. (Biasakan buat storyboard/name di satu kertas yang di dalamnya terdiri dari halaman genap dan ganjil).
Terus karena ini gabungan dari dua halaman bagaimana cara membuat formatnya? Ada dua cara yang ingin saya bagikan.
a. Menyatukan dua kertas
Misal kertas yang dipakai adalah A4, cara ini cocok dengan kamu yang tidak punya kertas A3(kertas yang besarnya 2 kali A4).
Ehem… Sebenarnya yang disatukan bukan kertasnya, tapi zona gambar termasuk bleed edge dari dua kertas tanpa mengikutkan throat. Lebih jelasnya lihat gambar!


Area biru adalah area yang akan disatukan. Throat-nya dibuang aja. Jadinya seperti
Gambar dibawah ini

Langkah sederhanya: pertama, siapkan kedua kertas; kedua, gunting throat-nya; ketiga, satukan kedua kertas pake selotip yang gampang dilepas lagi; keempat, balik lalu gambarlah halaman spread-mu.

b. Membuat di kertas yang lebih besar
Prinsipnya sama, kalo sebelumnya kita menggabungkan dua kertas A4, sekarang membuatnya di sebuah kertas A3. Hanya menggabung dua zona gambar termasuk bleed edge tanpa mengikutkan Throat di kertas A3.

c. Perhatian-perhatian
Usahakan untuk tidak meletakkan gambar-gambar penting, balon teks beserta teks dan lain-lain yang harus dilihat pembaca dengan baik di garis tengah halaman spread dan bleed edge. Jauhkanlah letak gambar-gambar penting itu dari mereka.


Cara-cara diatas diambil dari : Source

nah jika ingin meniru Ikonografi Manga,hmmm apakah itu Ikonografi manga?
Manga Jepang telah mengembangkan bahasa visual atau ikonografinya sendiri untuk mengungkapkan emosi dan keadaan karakter internal lainnya. Gaya menggambar ini juga berpindah ke anime, karena banyaknya cerita yang diadaptasi menjadi acara dan film televisi. Pembahasan di sini akan lebih menekankan gaya untuk asli manga, walaupun dapat diterapkan pula ke dalam anime.
Gaya manga yang terkenal dan mudah dikenali sangatlah khas. Penekanan lebih sering ditempatkan dalam baris kalimat dibandingkan dengan bentuk yang terpisah. Selain itu, penempatan panel dan cara penceritaan manga Jepang berbeda dengankomik Amerika. Latar belakang impresionistik sangat umum, seperti beberapa panel berurutan yang menampilkan latar bukan tokoh. Panel dan halaman umumnya dibaca dari kanan ke kiri, sesuai dengan penulisan bahasa Jepang tradisional.
Karena manga adalah bentuk seni yang beragam, maka tidak semua seniman manga mengikuti aturan yang akan dijelaskan di bawah. Aturan ini kemudian dipopulerkan ke Barat melalui seri-seri seperti AkiraSailor MoonDragon Ball, dan Ranma ½.
Ada beberapa teknik ekspresif yang khas (dan beberapa di antaranya bersifat unik) untuk bentuk manga:
  • Screentone: Lembaran transparan berperekat yang dibuat dengan pola yang berbeda-beda (umumnya, beberapa berupa titik-titik atau hatching, namun bisa juga termasuk berbagai jenis efek yang mencolok seperti bintang-bintang atau ledakan, maupun latar adegan yang umum seperti pemandangan kota, taman sekolah, atau pemandangan alam). Lembaran ini dipotong dan ditimpa di atas panel untuk pembuatan bayangan dan rincian yang akan membutuhkan banyak waktu atau tidak layak jika digambar dengan tangan. Saat ini, lembaran fisik ini semakin banyak digantikan dengan citra hasil komputer yang setara.

Contoh gelembung dialog.
  • Gelembung dialog yang ekspresif: Pola atau gaya dari tepian/sempadan gelembung dialog yang dapat berubah untuk merefleksikan nada dan suasana hati pembicara dialog tersebut. Sebagai contoh, gelembung yang berbentuk ledakan (nomor 2 pada gambar di samping) digunakan untuk seruan kemarahan. Selain itu, manga tidak selalu mengikuti aturan komik Barat di mana gelembung dengan lengkungan solid yang muncul dari kepala pembicara (nomor 1 pada gambar di samping) digunakan sebagai penanda dialog percakapan dan gelembung dengan beberapa lingkaran kecil yang muncul dari pembicara (nomor 3 pada gambar di samping) digunakan sebagai penanda pemikiran. Pada manga, gelembung dengan beberapa lingkaran kecil yang muncul dari kepala pembicara ini sering juga digunakan sebagai penanda dialog bisikan, yang mana dapat membingungkan pembaca dari Barat.

Contoh speedlineGrand Prix de France 1913 oleh Ernest Montaut.
  • Speed line: Latar belakang yang memiliki hamparan garis yang digambar dengan rapi untuk menggambarkan arah gerakan. Speed line sering muncul dalam urutan laga dan dapat pula diterapkan ke para tokoh untuk menekankan gerakan tubuh mereka (umumnya lengan dan tungkai). Gaya ini, khususnya dengan pemburaman latar belakang, dipakai pula hingga ke anime-anime laga.
  • Kilas balik mini: Banyak seniman menggunakan salinan segmen dari bab-bab sebelumnya (terkadang satu panel saja), mengubahnya ke panel cerita, dan memanfaatkannya sebagai kilas balik (serta menerapkan hamparan nada yang lebih gelap untuk membedakannya dengan kejadian yang sedang berlangsung). Hal ini dianggap sebagai cara yang tepat untuk membangkitkan kejadian-kejadian di masa sebelumnya yang disertai dengan citra visual. Dalam situasi di mana kejadian kehidupan sang tokoh muncul melintasi pikirannya, halaman percikan (splash page) mungkin digunakan bersamaan dengan latar belakang penuh yang berisi segmen-segmen dari bab-bab sebelumnya.

Contoh hatching: Bagian dariVeronica oleh Albrecht Dürer.
  • Efek latar belakang abstrak: Hal ini melibatkan pola hatching yang rumit di latar belakang dan berfungsi untuk menunjukkan atau memperkuat suasana dari alur cerita. Hal ini juga dapat menggambarkan keadaan pikiran sang tokoh.

Fitur wajah

Meski pun seni dapat sangat realistis maupun bersifat kartun, tokoh manga sering kali memiliki mata yang besar (tokoh perempuan umumnya memiliki mata yang lebih besar dari pada tokoh laki-laki), hidung yang kecil, dan wajah yang rata. Penelitiansosial dan psikologis mengenai ketertarikan wajah telah menyimpulkan bahwa dengan adanya fitur wajah yang seperti anak-anak dapat meningkatkan ketertarikan secara keseluruhan.[1] Seniman manga sering menggunakan hal ini untuk meningkatkan daya tarik dari tokoh protagonis. Mata yang besar telah menjadi fitur permanen dalam manga dan anime sejak tahun 1960-an ketikaOsamu Tezuka terinspirasi oleh kartun-kartun Disney dari Amerika Serikat dan mulai menggambarkan mata seperti itu.


Contoh matadalam manga.
Selain itu, di dalam mata yang besar, rasa transparan dari pupil dan kilauannya maupun pantulan kecil di tepian mata sering kali dilebih-lebihkan, tanpa memedulikan kondisi pencahayaan di sekitarnya. Efek transparan dan kilauan ini hanya diterapkan pada tokoh yang masih hidup. Sedangkan untuk tokoh yang sudah meninggal, mereka memiliki warna mata yang solid sedikit lebih gelap dari warna selaput pelanginya saat mereka masih hidup. Terkadang efek bagi tokoh yang sudah meninggal ini juga digunakan untuk mengindikasikan tokoh yang tidak memiliki emosi karena trauma atau kehilangan kendali kesadarankarena kerasukan (hantusetanzombisihir, dsb.). Pada tokoh dengan rambut yang menutupi sebagian wajah, di mana matanya seharusnya juga tertutupi, sering kali memiliki mata yang tetap digambar berupa garis tepinya saja tanpa warna, meskipun rambutnya berwarna gelap dan pekat.
Beberapa simbol visual yang telah dikembangkan dalam beberapa tahun sehingga telah menjadi cara umum untuk menandakan emosi, kondisi fisik, dan suasana hati:

Mata[sunting | sunting sumber]


Penggambaran emosi dalam manga. Dari kiri ke kanan: Atas: bosan, bersemangat, senang, sedih. Bawah: marah, kecewa, mengambek, dan bingung.
Bentuk dan ukuran mata dapat dibesarkan-besarkan atau berubah sama sekali. Mata yang berbentukhati dan yang besar seperti anak polos menandakan jatuh cinta. Mata berbentuk bintang menandakan kekaguman terhadap seseorang. Mata berbentuk spiral menandakan kebingungan atau pusing. Mata berbentuk api atau setengah elips horizontal tanpa isi menandakan kemarahan atau dendam (lihat gambar di kanan bawah). Saat tokoh meninggal, pingsan, atau terkejut, dua "X" terkadang digunakan untuk menandakan kondisi tersebut. ">" dan "<" juga dapat digunakan untuk menandakan beragam emosi, seperti kegugupan atau kegembiraan. Mata tanpa pupil maupun kilauan menandakan kondisi mengigau.
Pembesaran mata, di mana mata menjadi sangat besar dan bundar sempurna dengan pupil kecil dan tanpa selaput pelangi, bahkan sebagian mata tersebut keluar dari lingkaran wajah (sering kali ditampilkan bersamaan dengan mulut yang menjadi seperti setengah lingkaran membentang dengan bagian ujung yang keluar dari dagu) menandakan kegembiraan yang amat sangat. Demikian pula dengan mengubah mata menjadi dua setengah lingkaran dengan tepian tebal yang menandakan penampilan yang lucu dan gembira (lihat gambar di samping).
Bentuk dan ukuran mata terkadang digunakan untuk melambangkan tokoh itu sendiri. Contohnya, mata yang lebih besar biasanya melambangkan kecantikan, kepolosan, atau kesucian, sedangkan mata yang lebih kecil dan menyempit melambangkan kedinginan sang tokoh atau kejahatan. Mata yang dihitamkan sempurna menandakan kepribadian yang pendendam atau kemarahan yang mendalam. Namun, mata jenis ini juga dapat mengindikasikan seseorang yang bijaksana, terutama bila disertai dengan seringai. Mata seorang tokoh yang diberi bayangan tanpa memedulikan pencahayaan ruangan menandakan kemarahan, kekecewaan, ada sesuatu yang salah dengan tokoh tersebut, maupun jika mereka terluka batinnya. Gelembung-gelembung yang terbentuk di tepi mata seorang tokoh menandakan bahwa tokoh tersebut akan menangis.

Contoh mulut kucing danhidung yang dihilangkan dalam manga.

Mulut[sunting | sunting sumber]

Mulut sering kali digambarkan kecil, biasanya hanya berupa satu garis di wajah. Taring yang menyembul dari ujung mulut menandakan kenakalan atau keagresifan (kecuali jika tokoh tersebut memang memiliki taring). Mulut kucing (seperti angka "3" yang diputar 90°searah jarum jam, lihat gambar di samping) yang menggantikan mulut normal dari tokoh tersebut juga dapat menandakan kenakalan atau keagresifan (pengecualian yang cukup mencolok ada pada Konata Izumi dari Lucky Star, yang umumnya memiliki mulut kucing).

Hidung[sunting | sunting sumber]

Sama seperti mulut, hidung juga sering kali digambarkan kecil, hanya berupa tanda berbentuk "L" yang kecil untuk menandainya. Pada tokoh perempuan, hidung terkadang dihilangkan sepenuhnya apabila sang tokoh sedang menghadap ke depan. Dalam profil, hidung perempuan sering berbentuk seperti tombol, terdiri dari sebuah segitiga kecil. Mimisan menandakan gairah seksual setelah melihat gambar atau berada dalam keadaan yang merangsang. Hal ini didasarkan pada hikayat Jepang.[2] Gelembung ingus (鼻ちょうちん hana chōchin?), sebuah gelembung yang tergantung di salah satu lubang hidung, menandakan bahwa tokoh tersebut sedang tidur.

Kepala dan wajah[sunting | sunting sumber]


Pembuluh darah berbentuk salibyang muncul di atas mata sebelah kiri dan tetesan keringat yang besar di atas mata sebelah kanan.

Pipi yang memerah.
Tetesan keringat (汗マーク ase māku?) adalah aturan visual yang umum. Tokoh digambarkan dengan satu atau lebih bola keringat yang berkilat di bagian alis atau dahinya (atau mengambang di atas rambut bila sang tokoh membelakangi penonton). Hal ini melambangkan beragam emosi, termasuk malu, kegusaran, kebingungan, dan terkejut, di mana seharusnya orang tidak perlu mengeluarkan keringat dalam kondisi demikian. Berkeringat yang sesungguhnya secara fisik dalam manga ditandai dengan penyebaran tetesan keringat yang merata di seluruh tubuh, terkadang di bagian atas pakaian atau rambut.
Pembuluh darah berbentuk salib yang muncul dan berdenyut (怒りマーク ikari māku?),[3] biasanya digambarkan seperti salib atau kaki tiga di kepala bagian atas, menandakan kemarahan atau kejengkelan. Tanda ini terkadang dapat dilebih-lebihkan, dan ditempatkan di atas rambut bila sang tokoh membelakangi penonton. Denyutan yang berlanjut lama menandakan kemarahan tambahan. Namun, beberapa manga seperti Doraemon menggunakan kepulan asap untuk melambangkan kemarahan dan tidak menggunakan tanda pembuluh darah ini.
Pipi yang merah atau hatching di pipi melambangkan malu, biasanya digunakan untuk perasaan romantis. Pipi merah yang sesungguhnya secara fisik dalam manga ditandai dengan beberapa titik-titik oval kemerah-merahan. Hal ini terkadang sulit dibedakan dengan coretan yang berantakan di sekitar pipi yang digunakan untuk menandakan luka. Terkadang ketika sang tokoh sedang mabuk atau menangis, rona merah panjang yang melintasi hidung mungkin digunakan.
Perubahan bentuk wajah dipengaruhi oleh suasana hati sang tokoh, dan dapat berupa bundar seperti apel hingga menajam seperti wortel.
Garis vertikal paralel dengan bayangan gelap di atas kepala atau di bawah mata bisa melambangkan merasa dipermalukan, kelelahan, atau horor. Jika garis-garis tersebut bergelombang, bisa jadi melambangkan perasaan jijik. Cara yang lebih imut untuk melambangkan frustrasi (umumnya untuk tokoh perempuan) adalah dengan membusungkan pipi dan ucapannya disampaikan dengan nada kasar, sebuah "3" yang melebar juga mungkin digunakan sebagai bibir sang tokoh untuk melambangkan hal ini.
Warna rambut dari tokoh anime juga tidak dipilih secara acak. Dalam beberapa kasus, warna ini melambangkan unsur dari karakteristik tokoh tersebut (berdasarkan makna warna di Jepang):
WarnaMakna
HitamKekuatan, kejahatan, kehampaan, kesedihan, misteri, kemutakhiran, kesempurnaan, kematian
Perak/Abu-abuKeandalan, kepintaran, kedewasaan, kesedihan, kebosanan
PutihKesucian, kesederhanaan, kedamaian, kerendahan hati, dingin, surga (bisa juga berarti kematian)
Merah mudaKefeminiman, kesucian, kekanak-kanakan, kecintaan, keramahan
MerahGairah, keriangan, agresi, energi, cinta (umumnya emosi yang kuat)
JinggaEnergi, keseimbangan, antusiasme, kehangatan, mencari perhatian
KuningKemakmuran, surga, kekanak-kanakan, keberanian
HijauKeberuntungan atau kesialan, keirian, keselarasan, kehidupan, kekuatan, ketenteraman
BiruKedamaian, ketenangan, kestabilan, ketergantungan, dingin
Catatan: Dalam hal ketergantungan, biru tua lebih bertanggung jawab dibandingkan biru muda.
UnguKekuasaan, kebijaksanaan, kerohanian
CokelatKenyamanan, kesederhanaan, ketahanan
Selesai sudah!!! Terima kasih!!!

Tidak ada komentar:

Information